Rabu, 16 Oktober 2013

“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.” QS Al-An’am [6]: 125 Formasi atmosfer sebelumnya tidak diketahu sampai Pascal membuktikan keberadaannya pada 1648. Ia membuktikan bahwa tekanan udara berkurang ketika kita pergi ke tempat yang lebih tinggi di atas permukaan laut. Belakangan diketahui bahwa udara di lapisan bawah atmosfer lebih padat. Sekitar 50% dari massa udara terletak antara permukaan bumi hingga 20.000 meter di atas permukaan laut, dan 90% terletak antara permukaan bumi hingga 50.000 meter di atas permukaan laut. Oleh karena itu, kerapatan udara berkurang secara vertikal hingga mencapai paling tekanan terendah di lapisan yang paling tinggi dari atmosfer, sebelum benar-benar menghilang di luar angkasa. Ketika manusia berjalan lebih dari 10.000 meter di atas permukaan laut, hal itu tidak menyebabkannya berada dalam masalah serius, karena sistem pernafasan dapat mengatasi ketinggian 10.000 hingga 25.000 kaki di atas permukaan laut. Akan tetapi jika seseorang masuk ke luar angkasa, jumlah penurunan tekanan dan oksigen menyebabkan penutupan dada dan dyspnea (sesak napas). Kemudian, proses pernapasan menjadi sulit karena kekurangan oksigen dan sistem pernapasan sepenuhnya gagal, sehingga menyebabkan kematian. Sudah lazim diketahui bahwa berbagai informasi tentang lapisan atmosfer tidak dikenal pada saat Alquran diturunkan. Akibatnya, tekanan rendah dan penurunan oksigen —sesuatu yang diperlukan untuk kehidupan manusia— di lapisan yang lebih tinggi juga tidak diketahui. Orang-orang pada waktu itu tidak mengetahui fakta-fakta ini. Sebaliknya, mereka percaya bahwa setiap kali seseorang menaiki tempat yang lebih tinggi, maka dia akan merasa lebih tenang dan bahagia serta bisa menikmati angin. Ayat mulia ini jelas menunjukkan dua fakta yang telah hanya ditemukan akhir-akhir ini oleh ilmu pengetahuan modern. Pertama adalah dyspnea yang terjadi jika seseorang berjalan lebih tinggi di lapisan atmosfer karena kekurangan oksigen dan penurunan tekanan udara. Kedua adalah kesusahan napas yang mengarah pada kematian terjadi ketika seseorang berjalan lebih dari 30.000 meter di atas permukaan laut. Hal ini disebabkan oleh penurunan drastis tekanan udara dan kekurangan oksigen secara ekstrem. Yang penting untuk dicatat adalah keajaiban pemilihan kata yashsha’adu (menaiki) yang menunjukkan suatu kondisi yang sulit dan menggambarkan rasa sakit dan penderitaan yang menyertainya. Ini merupakan indikasi pasti bahwa Al-Qur’an ini benar-benar bersumber dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Mengenal. source

Ketika kita memperhatikan Planet kita dari luar, terlihat bola biru yang tengah terapung tenang di alam semesta yang luas ini. Tapi tatkala kita masuk ke bagian dalam Bumi kita akan menemukan retakan, celah, getaran serta reaksi Kimia. Bahkan kita akan terheran dengan kepadatan panas yang terdapat di dalamnya.

Dahulu dikatakan bahwa gempa hanya terbatas pada bagian-bagian tertentu pada Bumi, tapi setelah tersedianya Alat cangih dalam  pengukuran, riset membuktikan bahwa semua bagian Bumi terpengaruh dari retakan dan guncangan yang dihasilkan oleh gempa. Terkadang bila gempa terjadi kita tidak merasakannya kecuali jika kekuatan guncangnya tergolong Besar.
Maka dari itu Ilmuwan berkesimpulan bahwa retak pada Bumi akan terus-menerus bertambah seiring terjadinya gempa.seperti yang disampaikan dalam al-Quran: “dan bumi yang mempunyai Retakan” Ath-Thaariq: 12)
Dalam Ayat ini Allah Swt Bersumpah dengan ciptaan-Nya yaitu Bumi beserta dengan Fenomena geologinya yang menakjubkan yaitu Retakan Bumi, الصدع (Retakan) dalam bahasa Arab Bisa berarti Pecahan. Dan jika benar Bumi memiliki Retakan maka dimanakan Letak Retakan Itu ?
Sejak memasuki Awal Abad ke-20 Ilmuwan mulai menyadari bahwa bahwa kerak Bumi beserta dengan Lapisannya ibarat bagian yang terdiri dari Ruas-ruas membentang ribuan kilometer yang membagi pelanet ini. Mereka memberikan gambaran Peta yang menjelaskan  Keadaan Ruas retakan  Bumi atau celah jaringan yang membentang.
Dan pada Akhirnya mereka pun menemukan retakan yang besar terbentang sepanjang lebih dari 40 ribu kilometer dan mereka menamainya `Pacific Ring of Fire`. Lingkaran ini ditemukan di dasar Samudera Pasifik dan memanjang di sepanjang pantai barat Amerika melalui Alaska dan Jepang, Filipina, Indonesia dan Kepulauan Pasifik Barat dan Selandia Baru.
Sesungguhnya reaksi  guncangan (Gempa) pada Lingkaran ini menyebabkan Ruas-Ruas pada Bumi saling bertabrakan, para ilmuan juga menjelaskan bahwa 90 persen gempa yang terjadi di Bumi terkonsentrasi pada Lingkaran Ini (menurut US Geological Agency USGS).
Lingkaran Panjang Ini merupakan Retakan Terpanjang di Dunia dan merupakan salah satu daerah yang paling berbayaha dan para Ilmuwan menggangapnya sebagai salah satu Fenomena Alam yang Aneh nan Unik.
Tetapi timbul pertanyaan Kenapa Fakta Geologi ini disebutkan Dalam Al-Quran ?
Jawabannya Adalah Karena Allah Swt ingin memperlihatakan fenomena geologi yang  penting ini kepada para Ateis dan pengingkar kebenaran agama Islam,  Agar mereka mengakui bahwa sebelumnya di Alam semesta ini yang penuh dengan rahasia tersembunyi tidak Ada seorang pun yang tahu tentang fenomena Retakan tersebut, hingga diturunkannya Al-Quran yang menyebutkan fakta Ilmiah tersebut  dalam ayat: “Dan Bumi yang memiliki retak” . “sesungguhnya Al Quran itu benar-benar firman yang memisahkan antara yang hak dan yang bathil”  [الطارق: 12-13]
Ketika Mereka telah mengetahui hal tersebut maka semestinya mereka harus sadari bahwa Al-Quran bukanlah buatan Manusia melainkan Perkataan yang sangat jelas dan Terperinci dari Sang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui rahasia langit dan bumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar