Jumat, 01 November 2013

Belajar Cinta Sampai Mati dari Monyet Tarsius

Belajar Cinta Sampai Mati dari Monyet Tarsius, Seperti Apa?
Masih adakah cinta setia di dunia ini, apalagi sampai tak pindah ke lain hati sampai mati? Mungkin sudah sulit ditemukan di kalangan makhluk bernama manusia.

Tapi, untuk belajar cinta sejati, mari berkunjung ke habitat di Taman Nasional Tangkoko, Bitung, Sulawesi Utara. Jika beruntung, di sana kita akan menemukan penampakan makhluk mungil–lebih kecil dari marmut dewasa–yakni jenis primata langka bernama tarsius spektrum.
Bila masih sulit menemukannya di sana, kita bisa turun sedikit ke Taman Margasatwa Tandurusa di Aer Tembaga. “Tarsius adalah binatang khas Bitung. Tak ada di tempat lain,” kata Telly, pemandu wisata di Tandurusa.
Di sini ada sebuah kandang berukuran 3×4 meter dengan tinggi sekitar 4 meter. Di dalamnya ada sebuah pohon sejenis beringin bercabang-cabang setinggi lebih dari dua meter.
Di antara dahan pohon yang daunnya rimbun itulah terdapat sembilan ekor monyet unik bernama tarsius. Terdiri dari empat betina dan lima ekor jantan.
Pengunjung bisa menyaksikannya dari luar karena kandang itu berdinding kawat ram. Tapi kalau dapat membujuk Telly, dia bisa saja membukakan pintu kandang agar kita bisa masuk dan melihat lebih dekat, bahkan menyentuh tubuh si tarsius yang dibalut bulu halus berwarna hitam kecoklatan.
“Hati-hati kalau masuk kandang, jangan berisik. Dia bisa stres,” ujar Telly.
Meski berbadan monyet, wajah dan bagian kepalanya mirip burung hantu. Perilaku hidupnya pun sama, yaitu  nokturnal: Siang dijadikan malam, malam dijadikan siang!
Maka, saat dikunjungi pada siang hari, mereka tampak bergeming di dahan pohon. Jika pun tampak melotot, harap maklum bola matanya memang menonjol keluar, tapi tak dapat melihat alias rabun.
Baru pada malam hari gerakannya lincah dan pandangan matanya tajam. Jika di alam bebas, gerakannya di saat gelap malam, sulit ditangkap mata telanjang.
Yang juga penting dicatat, tarsius adalah tipe makhluk yang sangat setia pada pasangan hidupnya. Jika sudah kawin dengan satu lawan jenis, pantang “jatuh talak”.
Mereka pun pantang selingkuh. Bahkan, jika salah satu dari dua sejoli tarsius mati, menurut Telly, pasangannya yang masih hidup tak akan luntur cintanya.
Tarsius yang ditinggal mati belahan jiwanya, rela menjadi duda atau janda sampai akhir hayat. “Mereka tipe hewan monogami dan bisa hidup sampai 20 tahun,” tutur Telly.
Tadi disebutkan, di kandang Taman Margasatwa  Tandurusa, jumlah tarsius sembilan ekor. Yang delapan sudah merupakan pasangan “suami-istri”.
Itu berarti, tinggal satu jantan yang hidup menyendiri menunggu kehadiran pasangan hidupnya. Ada yang berminat mendapat kesetian cinta tarsius?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar